Langsung ke konten utama

Postingan

9 Ketrampilan yang Wajib Dikuasai Konselor

Menjadi konselor tidaklah mudah.  Konselor yang baik dituntut untuk mampu mendampingi klien atau konseli menemukan penyelesaian masalah yang dihadapinya.  Tugas utama konselor bukanlah untuk mencari solusi, karena sejatinya klien lah yang tahu tentang dirinya dan solusi yang mungkin bisa diambil sebagai penyelasian masalah.  Jika kita masih menganggap seorang klien mendatangi konselor atau psikolog untuk mencari solusi, itu tak selamanya benar.  Sering klien hanya ingin didengar, diperhatikan dan bertukar cerita dengan orang lain.  Sebagai konselor ataupun calon konselor yang baik, setidaknya kita menguasai 9 ketrampilan agar mampu mengerti, memahami dan menjadi teman terbaik klien.  Ketrampilan tersebut diantaranya, 1. Attending Behavior Di sini konselor dituntun harus hadir sepenuh hati, tanpa paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun.   Ketika klien diperhatikan, didengarkan dengan sepenuh hati oleh lawan bicaranya, yaitu konselor maka klien akan merasa dihargai dan ditem
Postingan terbaru

Tiga Tips Mudah Menjadi Seorang Penulis

Sumber:https://pxhere.com/id/photo/715677          Aku menemukan sebuah buku yang menarik.   Itu adalah buku tentang bagaimana cara menjadi seorang penulis.   Buku itu berjudul “Kekuatan Pena”, karya Eko Prasetyo, yang di cetak pada 2012.   Buku itu memang sudah telrihat kusam, berwarna kekuningan. Entah, karena memang jenis kertas yang dipakai berwarna demikian atau mungkin karna warna putihnya telah di makan usia.             Buku itu aku temukan di meja perpustakaan.   Karena aku ingin menjadi seorang penulis, baru melihat   judulnya saja pupil mataku telah melebar.   Selembar demi selembar , tidak terasa kata-kata sang penulis membuatku larut didalam kata-kata yang sederhana namun penuh makna.   Di situ banyak dituliskan tentang bagaimana cara menjadi penulis.   Karena semua orang itu bisa menjadi penulis.   Ada banyak kata-kata yang menarik yang dikutip dalam buku ini, “syarat menjadi penulis ada tiga yaitu,

Keajaiban itu Nyata, Katanya! Chapter III

Sesampainya dirumah Amar menyandarkan sepedanya. Kemudian merebahkan badan dengan segala kecemasan yang dia rasakan.   “Duh, apa aku keluar kerja aja ya?, kalo lingkungannya seperti ini mah cuma akan mendidik aku sebagai koruptor meskipun koruptor lokal, sepertinya aku nggak bakal kuat menahan godaan ini” pikiran Amar mulai kacau.   “Aaaarghhh, kenapa si Jono harus memberikan trik murahan itu, dan kenapa juga aku harus mengikutinya

Keajaiban itu Nyata, Katanya! Chapter II

Pukul sepuluh warung soto telah siap untuk dibuka. Semua meja telah dilap, lantai telah dipel.   Ayam telah digoreng dan ditiriskan. Semua bahan telah siap dan lengkap. Dan tirai siap untuk dibuka.   Baru beberapa menit dibuka pelanggan mulai berdatangan.   Bangku telah terisi. Dan mangkok meja telah siap untuk beradu dengan sendok dan garpu.   Menjelang jam sebelas warung telah dipenuhi pelanggan, semua bangku telah terisi. Dari anak-anak remaja, para Bapak-bapak dan perkumpulan Ibu-ibu yang sepertinya para

Keajaiban itu Nyata, Katanya! Chapter I

Satu keping uang logam jatuh dari atas meja, “Cling!!!”. Uang logam lima ratus rupiah bergambar bunga melati itu menggelinding, dan berputar-putar di bawah kolong meja. Dan “Klik”, akhirnya jari telunjuk dan jempol menghentikan tarian holihop uang receh itu. Receh yang loncat dari tangan Amar. Seolah-olah tidak mau untuk dikumpulkan dengan kepingan lainnya.   Uang dua puluh ribu rupiah berwarna hijau yang digenggam ditangan kanan Amar dan uang recehan sebanyak sembilan keping lima ratusan ditangan kiri, jumlah yang ganjil karena